(Nabi bersabda), “… dan banyaknya langkah menuju masjid.” (HR. Ibnu Majah)
Jangan sampai ada yang berkata: “Masjidnya jauh dari rumahku, 200 meter,
300 meter, 500 meter, atau lebih jauh dari itu.”
Selagi banyaknya langkah menuju masjid menghimpun dua perkara besar:
[PERTAMA]
Ia dapat naik berderajat-derajat setiap kali pergi ke masjid.
Jika ia mengangkat satu kakinya, Allah akan meninggikan satu derajat baginya.
[KEDUA]
Apabila ia menginjakkan kakinya yang lain, Allah akan menghapus satu kesalahannya, meskipun jauh jarak yang ia tempuh.
(Inilah keutamaan) “… dan banyaknya langkah menuju masjid.”
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum sendiri, terkadang salah seorang dari mereka datang (ke masjid) dari jarak yang jauh.
Seperti pada hari Jumat, salah seorang dari mereka ada yang datang dari jarak 12 mil.
Ketika satuan mil disebutkan dalam syariat, maka yang dimaksud bukan mil yang kurang dari 1 kilometer.
Namun 1 mil itu
lebih jauh daripada 1 Kilometer.
Dahulu salah seorang dari mereka datang dari jarak 12 mil untuk salat Jumat.
Berjalan kaki dengan jarak sejauh itu paling tidak membutuhkan 2 jam penuh, hingga ia dapat sampai di masjid.
Dahulu ada seorang sahabat, yang juga rumahnya jauh dari masjid.
Ia pergi ke masjid dengan berjalan kaki di malam hari dan di panas siang hari.
Lalu ada seseorang yang berkata kepadanya, “Mengapa kamu tidak membeli keledai untuk kamu kendarai saat gelap gulitanya malam dan panasnya terik matahari?!”
Ia menjawab, “Aku tidak pernah ingin agar rumahku di sebelah masjid,
karena aku berharap pahala setiap langkahku ke masjid, pulang dan pergi.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sampaikanlah kepadanya, bahwa itu semua (harapannya itu) diberikan baginya.”
Hadis ini sahih. Namun, saya tidak tahu apakah kalian sudah melaluinya atau belum.
====
وَكَثْرَةُ الْخُطَى إِلَى الْمَسَاجِدِ
لَا يَقُلْ وَاحِدٌ الْمَسْجِدُ بَعِيدٌ عَنِّي مِئَتَيْ مِتْرٍ
ثَلَاثَ مِئَةِ مِتْرٍ خَمْسَ مِئَةٍ وَأَكْثَرَ فَأَكْثَرَ لَا
مَا دَامَ أَنَّ كَثْرَةَ الْخُطَى تَجْمَعُ مَسْأَلَتَيْنِ
دَرَجَاتٍ يَرْتَدُّ فِي كُلِّ مَرَّةٍ
إِذَا رَفَعَ قَدَمَهُ رَفَعَ اللهُ لَهُ دَرَجَةً
وَإِذَا وَضَعَ أُخْرَى حَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً مَهْمَا طَالَ
وَكَثْرَةُ الْخُطَى إِلَى الْمَسَاجِدِ
وَكَانَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ رُبَّمَا جَاءَ الْوَاحِدُ مِنْهُمْ مِنْ مَسَافَةٍ
أَمَّا الْجُمُعَةُ فَيَأْتِي أَحَدُهُمْ مِنْ مَسَافَةِ اثْنَيْ عَشَرَ مِيْلًا
وَالْمِيلُ عِنْدَمَا يُذْكَرُ فِي الشَّرْعِ لَيْسَ بِالْمِيلِ الَّذِي هُوَ قَسِيمُ الْكِيلُو
وَإِنَّمَا الْمِيلُ الْوَاحِدُ
أَكْثَرُ مِنَ الْكِيلُو الْوَاحِدِ
فَكَانَ يَأْتِي مِنِ اثْنَيْ عَشَرَ مِيلًا لِصَلَاةِ الْجُمُعَةِ
الْمَاشِي عَلَى قَدَمَيْهِ يَحْتَاجُ إِلَى السَّيْرِ عَلَى الْأَقَلِّ سَاعَتَيْنِ كَامِلَةً إِلَى أَنْ يَصِلَ الْمَسْجِدَ
كَانَ أَحَدُ الصَّحَابَةِ بَيْتُهُ بَعِيدًا كَانَ بَيْتُهُ بَعِيدًا عَنِ الْمَسْجِدِ
وَيَمْشِي فِي اللَّيْلِ وَفِي الْحَرِّ
قَالَ لَهُ وَاحِدٌ لَوِ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا ارْتَحَلْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِي الظَّلْمَاءِ وَالرَّمْضَاءِ
قَالَ مَا كُنْتُ أَوَدَّ أَنَّ بَيْتِي بِجَانِبِ الْمَسْجِدِ
إِنَّنِي أَحْتَسَبُ خُطَايَ إِلَى الْمَسْجِدِ ذَهَابًا وَإِيَابًا
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرُوهُ كُلُّ ذَلِكَ لَهُ
وَالْحَدِيثُ صَحِيْحٌ لَكِنْ لَا أَدْرِي هَلْ فِيْمَا سَلَفْتُمْ عَلَيْهِ أَوْ لَا